Cerita tentang adanya naga dan raksasa selama ini hanya dianggap sebagai dongeng semata. Mereka tidak lebih dari sebuah tokoh mitologi yang tidak nyata keberadaannya. Tapi bagaimana jika ada sebuah situs yang membuktikan bahwa manusia raksasa itu pernah ada? Seperti di Aceh Selatan ini misalnya, di atas batu karang yang menghadap ke laut terdapat tapak kaki raksasa yang menyimpan sejuta tanda tanya. Dari mana asal tapak kaki tersebut?
Adalah Tapaktuan, sebuah kota setingkat kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Selatan menjadi buah bibir traveler dari berbagai daerah setelah foto-foto dari sebuah situs tapak raksasa di atas batu karang beredar di Instagram. Tapak kaki terlihat sangat jelas dan ukurannya sangat besar bahkan jika ada cekungan tapak kaki tersebut muat untuk ditiduri 10 orang dewasa.
Adalah Tapaktuan, sebuah kota setingkat kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Selatan menjadi buah bibir traveler dari berbagai daerah setelah foto-foto dari sebuah situs tapak raksasa di atas batu karang beredar di Instagram. Tapak kaki terlihat sangat jelas dan ukurannya sangat besar bahkan jika ada cekungan tapak kaki tersebut muat untuk ditiduri 10 orang dewasa.
Dari beberapa sumber yang dikumpulkan Travelingyuk, Tapaktuan memang sebuah daerah yang dikenal memiliki banyak sejarah menarik yang berbalut legenda rakyat dengan melibatkan beberapa tokoh mitologi. Namanya sendiri juga tak lepas dari legenda Tuan Tapa dengan dua ekor naga raksasa.
Dikisahkan pada zaman dahulu hidup seorang pertapa sakti yang bernama Syech Tuan Tapa yang sangat taat pada Allah. Dalam kisah ini ada dua pendapat yang berbeda sebagian masyarakat percaya bahwa Tuan Tapa ini memiliki tubuh raksasa sementara yang lain yakin bahwa ia adalah manusia biasa dengan ukuran normal tapi memiliki kesaktian untuk merubah diri menjadi raksasa.
Dikisahkan pada zaman dahulu hidup seorang pertapa sakti yang bernama Syech Tuan Tapa yang sangat taat pada Allah. Dalam kisah ini ada dua pendapat yang berbeda sebagian masyarakat percaya bahwa Tuan Tapa ini memiliki tubuh raksasa sementara yang lain yakin bahwa ia adalah manusia biasa dengan ukuran normal tapi memiliki kesaktian untuk merubah diri menjadi raksasa.
Pada suatu hari ada dua naga raksasa dari China menemukan bayi perempuan hanyut di tengah laut, mereka merawatnya hingga dewasa. Kemudian orang tua bayi yang kebetulan adalah raja dari kerajaan Asralanoka mengetahui bahwa putrinya masih hidup dan sedang berada di tangan dua naga raksasa. Lantas mereka meminta kembali puterinya yang kemudian ditolak naga. Mereka akhirnya membawa lari puteri itu dan memancing kemarahan naga.
Mereka saling berkejaran di tengah laut hingga sampai di tempat pertapaan Tuan Tapa. Merasa terganggu, Tuan Tapa bangun dari semedi dan melompat dari gunung menuju tebing pantai. Jejak yang ada sekarang ini dipercaya dari bekas tapak kaki Tuan Tapa saat melontarkan diri dari gunung. Singkat cerita Tuan Tapa dapat mengalahkan dua naga raksasa dan tuan puteri kembali ke pelukan keluarganya yang diketahui mereka akhirnya tidak kembali ke kerajaan tapi menetap di Aceh.
Mereka saling berkejaran di tengah laut hingga sampai di tempat pertapaan Tuan Tapa. Merasa terganggu, Tuan Tapa bangun dari semedi dan melompat dari gunung menuju tebing pantai. Jejak yang ada sekarang ini dipercaya dari bekas tapak kaki Tuan Tapa saat melontarkan diri dari gunung. Singkat cerita Tuan Tapa dapat mengalahkan dua naga raksasa dan tuan puteri kembali ke pelukan keluarganya yang diketahui mereka akhirnya tidak kembali ke kerajaan tapi menetap di Aceh.
Jejak kaki Tuan Tapa ini kemudian menjadi obyek wisata yang banyak dikunjungi turis lokal maupun mancanegara saat berlibur di Aceh Selatan. Konon tempat ini juga dianggap keramat oleh warga sekitar. Hal ini dibuktikan oleh cerita warga saat terjadi tsunami dahsyat tahun 2004, kawasan Tapaktuan tidak terlalu hancur karena ombak terpecah oleh karang yang ada tapak kakinya ini. Penasaran ingin berkunjung ke sana guys?
source : http://travelingyuk.com/tapak-kaki-raksasa
0 Response to "Misteri Tapak Kaki Raksasa di Kota Naga, Indonesia"
Post a Comment