ANAK merupakan anugerah dari Allah SWT kepada kita. Kehadirannya bisa melengkapi suasana kedamaian, keramaian dan ketentraman. Meski begitu, sebagai orang tua mendidik mereka menjadi suatu kewajiban. Sudah menjadi tanggungjawab kita mengarahkannya pada jalan kebenaran.
Dalam hal ini, yang memiliki beban mendidik, mengurus, memelihara bukan hanya seorang istri. Memang istrilah yang memiliki tanggungjawab lebih, tapi peran ayah pun sangan diperlukan. Sebab, yang bertanggungjawab di hadapan Allah SWT atas didikan terhadap anak bukan hanya istri, ayah pun ikut andil di dalamnya. Maka dari itu, seorang ayah jangan hanya menyibukkan dirinya dalam bekerja. Perlu kiranya bagi Anda untuk memperhatikan, meneliti serta mengamati tingkah laku anak.
Siapakah teman-teman anak-anakmu?
Apakah mereka telah bertemu denganmu atau engkau mencari tahu tentang mereka?
Apa yang ada di dalam laci dan tas mereka, di bawah bantal, kasur dan apa yang mereka rahasiakan?
Kemana anak gadismu pergi dan dengan siapa?
Sebagian orang tua tidak mengetahui kalau ternyata dalam lemari anaknya terdapat gambar-gambar dan kaset video yang tidak mendidik. Bahkan, kadang-kadang minuman atau pil memabukkan.
Sebagian mereka tidak tahu, anak gadisnya pergi ke pasar bersama pembantu, lalu ia menyuruh pembantu itu menunggu bersama supir. Selanjutnya ia pergi sesuai janjinya dengan salah seorang kekasihnna. Sebagian lain, menghisap rokok bersama kawan-kawan sepermainannya yang buruk.
Mereka yang bisa lepas dari anak-anaknya itu tidak akan bisa lepas dari persaksian pada Hari Yang Agung. Dan mereka tidak akan bisa lari dari kengerian Hari Pembalasan.
“Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaganya atau melalaikannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang anggota keluarganya,” (Hadis hasan, diriwayatkan oleh An-Nasa’i dalam ‘Isyrah an-Nisa’, no 292 dan Ibnu Hibban dari Anas dan tercantum dalam Shahih Al-Jami’, no. 1775; Ash-Shahihah, no. 1636).
Adapun meneliti dalam mengamati anak-anak, maka Anda perlu memperhatikan hal-hal ini.
1. Pengawasan itu hendaknya dengan diam-diam.
2. Tidak untuk menakut-nakuti.
3. Agar anak-anak tidak merasa kehilangan kepercayaan diri.
4. Dalam menasihati dan memberi hukuman hendaknya memperhatikan umur, pengetahuan dan tingkat kesalahan yang mereka lakukan.
5. Hindarilah dari melakukan penelitian mendalam yang berdampak negatif.
Sumber : https://www.islampos.com/ayah-jangan-hanya-sibuk-kerja-perhatikanlah-anak-anak-anda-267019/
BACA JUGA
0 Response to "Sebagai Ayah, Jangan Hanya Sibuk Dengan Kerja, Perhatikanlah Anak-anak Anda"
Post a Comment